Teknik perekatan kayu dan media sejenis kayu pada industri furniture dan handicraft banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang sering digunakan adalah finger jointing dan laminasi. Oleh karena itu, penting untuk memilih bahan perekat yang baik dan memastikan tahapan-tahapan perekatan dilakukan untuk hasil perekatan yang baik.
Teknik perekatan adalah teknik penggabungan dari dua bahan (adherents) oleh bahan perekat yang berinteraksi pada kedua permukaan benda agar dapat menyatu. Kedua bahan yang disatukan bisa saja sejenis maupun berbeda jenis.
Dalam hal ini, teknik perekatan yang akan dibahas merupakan teknik perekatan dalam industri furniture dan handicraft. Umumnya, dalam kedua industri tersebut sangat berkaitan erat dengan material kayu sebagai bahan utama produksinya.
Ada berbagai jenis perekatan yang biasanya dilakukan di industri furniture. Diantaranya perekatan finger jointing untuk memperkuat konstruksi dan perekatan laminasi. Kedua jenis perekatan ini biasanya dilakukan dengan dibantu proses klem untuk memastikan hasil perekatannya maksimal.
Teknik Perekatan Kayu Untuk Industri Furniture
Proses pengeleman atau perekatan kayu menggunakan adhesive di industri kayu dan handicraft ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Berikut beberapa tahapan perekatan pada media kayu dan bahan sejenis kayu :
A. Persiapan Adherent
- Pastikan permukaan adherent halus, rata, bebas dari kotoran.
- Hasil potongan harus siku dengan akurasi ketebalan yang baik
- Kadar air (MC) kayu standar
B. Persiapan Permukaan Media Kayu atau Serat Natural
- Degrease (menghilangkan kontaminan minyak)
- Abrading (wire brushing, sanding)
- Chemical Pretreatment (jika diperlukan)
C. Proses Perekatan Kayu
-
Persiapan Perekatan Kayu dan Handycraft
- Pilih lem sesuai peruntukannya. Perhatikan kualitas lem atau bahan perekat yang digunakan, jangan hanya tergoda harga murah. Banyak kasus gagal pengeleman terjadi karena mengejar harga murah. Anda bisa menggunakan Crossbond X3 untuk kayu konstruksi atau Crossbond X4 untuk laminasi.
- Penyimpanan lem atau bahan adhesive diperhatikan, jauhkan dari panas & hujan
- Pastikan penyimpanan selalu tertutup untuk menghindari kontaminasi kotoran
- Jika menggunakan lebih dari satu komponen harus terukur proporsional, pencampuran harus homogen, jaga masa simpan campuran lemnya (pot life).
- Pemakaian jumlah olesan yang tepat.
-
Proses Pelaburan (Glue Spreading)
- Pastikan produk yang dilabur sesuai persyaratan produk jadi.
- Pelaburan harus dipastikan merata (indikasi lelehan perekat merata). Sesuaikan dengan standar pelaburan dari masing-masing produk.
-
Proses Penekanan (Pressing)
Teknik perekatan bahan kayu memerlukan alat pengempaan untuk pressing. Sistem pengempaan perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Besar tekanan yang diperlukan
- Waktu yang diperlukan selama pengempaan (press time)
- Tekanan pada kayu minimal Bj x 15 kg/m2 max Bj x 20 kg/m2.
-
Proses Penuaan (Aging Time)
- Hindari panas yang tinggi
- Pastikan proses penumpukan hasil press dilakukan dengan baik, menggunakan stacking, tidak dibanting, dan lain sebagainya.
- Pemotongan dan pengamplasan dilakukan minimal setelah dibiarkan 24 jam
- Untuk uji laboratorium biarkan minimal 3 hari (menurut standar JAS Jepang, aging time 3 hari untuk soft wood dan 5 hari untuk hard wood).