Dalam industri furnitur modern, alternatif bahan baku furniture ramah lingkungan semakin jadi pilihan utama bagi produsen yang fokus pada berkelanjutan. Itu karena semakin banyak pebisnis furnitur yang sadar akan kesadaran dampak lingkungan.
Material alternatif seperti bambu dan rotan pun jadi pilihan menarik yang bertujuan untuk meminimalisir eksploitasi kayu. Tidak hanya itu, bahan-bahan alternatif ini juga memiliki daya tarik tersendiri dari segi estetik dan juga daya tahan.
Apa saja bahan baku alternatif untuk furnitur yang ramah lingkungan selain kayu? Dalam artikel ini, kami akan membahas secara lengkap pilihan alternatifnya dan seperti apa kelebihan maupun kekurangannya.
10 Alternatif bahan baku furniture ramah lingkungan bisa jadi pilihan
Umumnya, material kayu solid jadi pilihan utama dalam pembuatan furnitur kayu. Kayu solid terkenal tahan lama, memiliki nilai estetik alami yang tinggi dan juga ketersediaan melimpah.
Tapi itu dulu, karena sekarang stok kayu yang mulai menipis membuat para pebisnis furnitur harus beralih pada bahan baku alternatif. Tidak kalah dengan keindahan kayu, berikut ini apa saja bahan baku alternatif yang bisa Anda pakai:
Bambu
Termasuk sebagai bahan baku alternatif yang ramah lingkungan, karena kemampuannya untuk tumbuh cepat hanya dalam waktu 3-5 tahun saja siap panen. Selain itu, keunggulan bambu adalah kekuatan dan fleksibilitasnya, yang membuatnya bisa digunakan untuk membentuk berbagai furnitur.
Bambu juga termasuk tahan terhadap kelembaban serta serangga jika proses pengolahannya benar. Seperti menggunakan bahan pengawet anti lembab dan serangga, serta menggunakan bahan finishing yang melindungi secara optimal.
Kekurangan dari bambu adalah perawatannya harus lebih intens jika tidak ingin mudah lapuk. Selain itu, ada keterbatasan dalam hal ukuran serta bentuk jika dibandingkan dengan kayu.
Rotan
Material ini terkenal ringan, kuat serta cocok untuk segala macam desain furnitur modern. Pembuatan rotan sebagai furnitur biasanya dibentuk terlebih dahulu menjadi anyaman, sehingga menciptakan estetika yang unik.
Masuk kategori bahan baku ramah lingkungan, karena rotan bisa tumbuh dengan cepat dibandingkan kayu solid. Hanya saja sama seperti bambu, rotan juga perlu perawatan dan proses pengolahan yang detail seperti pengawetan dan pengecatan.
Kekurangan lainnya adalah tidak tahan terhadap cuaca ekstrem, sehingga tidak dapat digunakan sebagai furnitur luar ruangan. Perawatan tambahan yang diperlukan membuat pemilik furnitur harus mengeluarkan biaya dan waktu.
Baca Juga: Mengenal Kerajinan Rotan yang Beragam dan Perawatannya
Serat kelapa
Tidak banyak yang menyangka bahwa serat kelapa bisa disulap menjadi furniture ramah lingkungan. Biasanya serat kelapa akan diolah terlebih dahulu sehingga bisa berbentuk papan yang lembut sebagai isian bantalan kursi dan furnitur.
Material ini ramah lingkungan, karena menggunakan limbah kelapa dalam pengolahannya. Selain itu, ketika digunakan bahannya juga tahan terhadap kelembaban serta jamur.
Sayangnya, serat kelapa tidak dapat digunakan sebagai bahan struktural furnitur atau hanya sebagai pelengkap saja. Perlu juga pengolahan tambahan yang membutuhkan waktu serta biaya untuk menjadikannya kuat dan tahan lama.
Reclaimed wood
Disebut juga sebagai kayu daur ulang yang akan menciptakan furnitur ramah lingkungan. Kemampuannya untuk mengurangi limbah kayu dan menghemat sumber daya alam sangat terasa sampai sekarang.
Meskipun terbuat dari kayu daur ulang, tapi jika pengolahannya benar mampu menghasilkan bahan baku yang justru lebih kuat. Ditambah lagi mampu memberikan tampilan unik dan desain yang estetik, khususnya untuk gaya vintage.
Kekurangannya adalah ketersediaannya bisa jadi terbatas dengan tampilan yang tidak seragam. Material ini juga membutuhkan proses pembersihan dan perawatan tambahan sebelum siap pakai.
Recycle wood fiberboard
Jika reclaimed wood berasal dari daur ulang kayu solid, beda dengan recycle wood fiberboard. Material ini terbuat dari serbuk atau potongan kayu yang merupakan limbah kayu yang tidak terpakai kembali.
Proses pembuatannya memerlukan mesin pres dan bahan perekat untuk menciptakan papan seperti plywood, particle board atau block board. Harga bahan bakunya jauh lebih murah dan bisa dicetak dalam berbagai bentuk, tapi umumnya adalah papan.
Kekurangannya adalah tidak terlalu tahan lama dan rentan terhadap kelembaban, sehingga tidak dapat digunakan sebagai furnitur outdoor. Ditambah lagi, bahan perekatnya biasanya mengandung bahan kimia berbahaya yang bertentangan dengan standar ekspor furnitur.
HPL (High-Pressure Laminate)
Terkenal sebagai bahan furniture anti rayap dan juga memiliki ketahanan baik terhadap goresan, panas serta mudah untuk dibersihkan. Tampilannya bahkan bisa menyerupai serta dan warna kayu asli, tapi lebih ramah lingkungan dan harga terjangkau.
Keunggulannya dalam segi tampilan, membuatnya membantu furnitur tidak lagi perlu finishing tambahan karena tekstur dan warnanya mirip kayu. Hanya saja, kekuatannya memang tidak sebagus kayu asli untuk jangka panjang.
Logam daur ulang
Baik itu besi, baja hingga aluminium adalah material yang dapat didaur ulang berkali-kali tanpa menurunkan kualitasnya. Kekuatannya tidak perlu dipertanyakan lagi sebagai furnitur.
Sangat cocok untuk furnitur dengan tampilan modern dan industrial yang kini sedang tren. Kekurangannya adalah tampilannya yang terkesan dingin bertolak belakang dengan kayu yang tampil lebih hangat.
Logam daur ulang juga membutuhkan proses serta energi yang besar untuk bisa membuatnya berfungsi kembali. Perlu juga perlindungan tambahan seperti cat agar tidak mudah berkarat.
Natural fibers
Bahan baku ramah lingkungan yang sering digunakan dalam pembuatan kerajinan ini juga bisa untuk furnitur. Misalnya seperti eceng gondok hingga pelepah pisang, bisa diolah menjadi berbagai desain furnitur.
Ketahanannya terhadap jamur dan bakteri alami menjadi keunggulan tersendiri yang membuatnya lebih tahan lama. Kekurangannya juga sama, natural fiber tidak sekuat kayu atau logam serta membutuhkan perawatan ekstra agar tidak mudah rusak.
Compressed paperboard
Material furniture ramah lingkungan yang selanjutnya terbuat dari limbah kertas dan kardus. Dengan biaya produksi yang lebih rendah, Anda bisa menciptakan berbagai furnitur indoor yang ringan.
Sifatnya juga fleksibel, membuatnya mudah untuk dibentuk menjadi berbagai model furnitur. Kekurangannya adalah tidak tahan air, sehingga hanya bisa digunakan pada area kering saja.
Anda juga tidak bisa menggunakannya untuk menopang beban yang terlalu berat karena mudah rusak.
Plant based bioplastics
Bahan baku yang mampu menciptakan material mirip dengan plastik, tapi terbuat dari bahan alami seperti jagung atau tebu. Karena bahan bakunya, furnitur dari material ini akan lebih mudah terurai.
Anda bisa menggunakannya untuk berbagai desain furnitur baik itu modern bahkan futuristik. Hanya saja, untuk menciptakannya Anda harus mempersiapkan banyak biaya karena bahan bakunya yang mahal dan tidak semua material bisa didaur ulang dengan mudah.
Inilah deretan alternatif bahan baku furniture ramah lingkungan yang bisa Anda pertimbangkan untuk bisnis yang berkelanjutan. Menggunakannya akan melindungi bumi lebih baik.
Nah, supaya bisnis Anda lebih berkelanjutan, dalam tahapan finishing juga harus memakai produk cat yang ramah lingkungan, seperti dari Bioindustries. Kami menyediakan semua produk cat hingga bahan pengawet ramah lingkungan berbasis air.
Dengan berbagai macam cat water based, Anda bisa menciptakan furnitur ramah lingkungan dengan tampilan yang estetik. Jangan khawatir soal harga, karena kami selalu menawarkan biaya terjangkau menyesuaikan kebutuhan Anda.
Yuk, tunggu apalagi? Segera klik banner di bawah ini untuk berkonsultasi dengan kami dan menemukan produk ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan bisnis Anda.