Bioindustri Omnipresen

Blog

10 Alternatif Bahan Baku Furniture Ramah Lingkungan yang Tahan Lama

Di tengah meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, alternatif bahan baku furniture ramah lingkungan semakin banyak digunakan. Mulai dari bambu hingga material daur ulang menjadi pilihan utama untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. 

Selain bisa membantu kelestarian alam, alternatif bahan baku ini juga punya daya tahan tinggi serta estetika yang tak kalah menarik dari kayu solid yang konvensional. Apa saja pilihan bahan alternatifnya yang bisa menjadi acuan Anda di industri furnitur? 

Mari simak, alternatif bahan terbaiknya yang dapat Anda temukan dalam artikel ini. 

10 Alternatif bahan baku furniture ramah lingkungan dari bambu hingga kayu daur ulang 

Material serat alam yang dapat digunakan untuk pembuatan furnitur tidak terbatas pada kayu solid saja. Hadirnya perkembangan teknologi turut memperluas pilihan bahan alternatif yang ramah lingkungan untuk membuat furnitur. 

Berikut ini beberapa pilihan alternatif bahan bakunya, dari yang alami hingga olahan dengan teknologi terbaru:

1. Bambu 

Sejak zaman dahulu, bambu adalah material yang kerap digunakan untuk membuat rumah hingga furnitur. Indonesia yang merupakan negara penghasil bambu terbesar, membuat Anda tidak perlu bingung lagi untuk mencari material ini. 

Belum lagi, jenis bambu yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari bambu petung, bambu betung, bambu apus hingga wulung. Alasan utama bambu jadi alternatif bahan terbaik adalah kemampuannya untuk tumbuh cepat dan siap panen dalam waktu 3-5 tahun. 

Keunggulan bambu tidak terlepas dari kekuatannya serta ketahanannya yang lama. Bambu juga termasuk material yang fleksibel, sehingga dapat Anda ciptakan menjadi berbagai model furnitur. 

2. Rotan

Sama halnya dengan bambu, rotan adalah material furniture ramah lingkungan yang sangat mudah ditemukan di Indonesia. Sifatnya fleksibel dan ringan, sehingga mudah dibentuk menjadi berbagai jenis desain. 

Rotan adalah bahan yang ramah lingkungan karena kemudahan pelestarian dan pertumbuhannya. Dari segi gaya, rotan tidak kalah dengan kayu karena cocok untuk furnitur yang menampilkan estetika alami untuk gaya tropis hingga klasik. 

Supaya lebih menarik, Anda bisa mengaplikasikan finishing warna-warna natural pada rotan. Warnanya yang coklat natural akan menambah suasana hangat ketika furnitur digunakan di dalam rumah. 

3. Particle board 

Dalam beberapa tahun terakhir, particle board menjadi material furniture ramah lingkungan yang terkenal murah. Termasuk dalam jenis kayu olahan yang pembuatannya berasal dari serbuk kayu daur ulang kemudian dipres menggunakan alat khusus. 

Demi menampilkan kesan kayu solid, particle board biasanya permukaannya dilapisi dengan veneer agar lebih menarik. Bobotnya yang ringan membuat particle board mudah untuk diolah dan digunakan. 

Kebanyakan industri furnitur menggunakan particle board menjadi meja, sofa, kursi yang konsepnya bisa dirakit sendiri di rumah konsumen. Desainnya cenderung minimalis yang menyesuaikan dengan tren modern. 

4. Plywood 

Contoh bahan baku ramah lingkungan yang selanjutnya adalah plywood, yaitu kayu olahan yang berupa kayu lapis atau multiplek. Bahan utamanya adalah serat kayu daur ulang, hanya saja menggunakan teknik pres khusus sehingga jauh lebih kuat daripada particle board. 

Permukaan plywood juga dilapisi oleh veneer pada kedua sisinya dan memiliki kekuatan cukup baik untuk menahan kelembaban. Tidak heran, plywood sering juga digunakan sebagai pembuatan kitchen set. 

Berkat lapisan veneer, plywood memiliki permukaan yang cenderung halus dan tampil seperti kayu. Anda bisa melapisinya dengan cat duco atau pernis tergantung dengan konsep furnitur. 

5. Medium density board 

Masih dengan bahan baku furniture yang terbuat dari serbuk kayu daur ulang, bedanya, MDF memiliki dua papan kayu yang dipres kemudian disatukan. Serpihan kayu daur ulang pun cenderung halus seperti yang dipakai pada plywood. 

Daya tahannya cukup baik, mulai dari tahan benturan dan juga kelembaban. Permukaannya juga dilapisi oleh veneer hingga menghasilkan tekstur yang halus dan juga bersih. 

Soal harga, MDF biasanya lebih mahal dari particle board tapi masih lebih murah dari plywood. Anda bisa mengolahnya menjadi furnitur baik itu indoor maupun outdoor seperti teras rumah. 

Baca Juga: Bambu, Rotan dan Natural Fiber Perlu Lapisan Coating Yang Fleksibel

6. Coco sheet 

Dalam pembuatan furnitur ramah lingkungan baik bambu dan kayu olahan adalah material yang biasanya digunakan untuk membuat struktur. Tapi, beberapa furnitur masih membutuhkan bahan khusus seperti styrofoam yang biasanya untuk mengisi sofa atau bantalan duduk. 

Nah, untuk mengganti bahan styrofoam yang tidak ramah lingkungan, Anda bisa menggunakan coco sheet yaitu lembaran terbuat dari sabut kelapa. Bentuknya menyerupai karpet yang cocok sebagai bahan pelapis furnitur. 

Coco sheet cocok untuk penggunaan luar ruangan karena ketahanannya sangat baik dari kelembaban hingga panas. Selain furnitur, Anda juga dapat memanfaatkannya sebagai material dekoratif. 

7. Papan serat dari limbah kertas 

Tahukah Anda bahwa limbah kertas juga bisa diolah menjadi papan serat yang sama bagusnya dengan plywood? Meskipun hanya bisa digunakan untuk furnitur indoor, tapi kualitasnya sebagai bahan furnitur patut diacungi jempol. 

Setelah melewati proses pengumpulan, pencacahan, pengadukan dan pencetakan hingga pengeringan, limbah kertas menjadi bahan furnitur berkualitas. Selain ramah lingkungan, biaya bahan baku ini juga cukup murah yang membuat produksi furnitur makin ekonomis. 

Anda bisa mengolahnya menjadi furnitur seperti lemari, rak, meja dan lainnya. Supaya kualitasnya semakin meningkat, sebaiknya olah furnitur secara manual dan menambahkan bahan lain yang akan meningkatkan sifat mekaniknya. 

8. Logam daur ulang 

Meningkatnya permintaan furnitur dengan desain industrial akhir-akhir ini membuat material logam pun naik daun. Untungnya, daripada menggunakan material logam baru, Anda bisa menggunakan logam daur ulang atau material besi bekas. 

Justru dengan material logam daur ulang atau bekas ini sangat cocok dengan konsep furnitur industrial yang terlihat vintage. Material ini termasuk ramah lingkungan karena bisa didaur ulang kembali tanpa kehilangan kualitasnya. 

Meskipun material daur ulang, logam masih memiliki kekuatan yang sangat baik dan ketahanan yang bagus. Logam tahan terhadap kelembaban hingga serangan hama, sehingga tidak mudah berjamur. 

9. Bahan tekstil daur ulang 

Tidak sedikit pembuatan furnitur yang membutuhkan bahan tekstil seperti untuk melapisi sofa. Daripada menggunakan bahan tekstil yang sulit atau bahkan tidak bisa didaur ulang seperti polyester, Anda bisa menggunakan kain atau kulit vegan. 

Terbuat dari bahan limbah plastik atau tekstil, bahannya sendiri tetap terasa fleksibel dan nyaman untuk furnitur. Warnanya pun sangat beragam yang membuat Anda bisa bebas berkreasi untuk membuat modelnya. 

10. Jamur mycelium

Anda mungkin masih jarang mendengar bahan ini. Jamur mycelium adalah bagian dari vegetatif jamur yang terdiri dari benang-benang halus. Seringkali digunakan sebagai bahan furnitur hingga bahan bangunan pada era modern karena ramah lingkungan. 

Inovasi bahan ramah lingkungan ini mampu menghasilkan furnitur yang tahan lama dan tidak menghasilkan polusi. Bahannya sendiri sangat ringan, tapi tetap kuat untuk furnitur indoor. 

Jadi, manakah alternatif bahan baku furniture ramah lingkungan yang akan Anda pilih? Apapun bahannya, pastikan finishingnya juga ramah lingkungan agar furnitur Anda benar-benar mendukung keberlanjutan. 

Soal finishing, Anda bisa menggunakan produk dari Bioindustries yang semuanya memanfaatkan pelarut air. Cat water based dari Bioindustries punya banyak pilihan dari pernis, cat duco hingga polyurethane. 

Tertarik untuk mulai menggunakannya? Klik banner di bawah ini untuk segera menemukan produk yang tepat. 

tanya cs bio
Tanya Bio!