Eceng gondok menjadi tanaman potensial yang diolah untuk kerajinan dan membuka peluang untuk industri kreatif masa kini. Tumbuhan air yang invasif dengan rata-rata panjang batang 30-50 cm ini dapat diolah menjadi tikar, vas, keranjang, dan lain sebagainya.
Di bawah koordinasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Yogyakarta yang bekerjasama dengan Bioinstitute dari Bio Industries menyelenggarakan pelatihan bagi pengrajin eceng gondok di desa Bugel, Kulonprogo. Kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 2-5 April tersebut bertujuan untuk melatih para pengrajin eceng gondok pemula untuk melakukan pengolahan step-by-step batang eceng gondok, mulai dari pengawetan hingga finishing.
Program intensif yang diikuti kurang lebih 30 pengrajin tersebut tidak sekadar pengolahan limbah eceng gondok yang dijumpai di wilayah Kulonporgo, namun juga sekaligus pemberdayaan perempuan dalam konteks ekonomi lokal. Dengan begitu, diharapkan tercipta ekonomi sirkular yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Proses pengolahan eceng gondok yang panjang
Perlu waktu yang relatif panjang untuk memproduksi kerajinan dengan bahan baku eceng gondok, mulai dari proses pengeringan. Terlebih jika melakukan pengeringan manual yang membutuhkan waktu 3-5 hari di bawah sinar matahari untuk menyusutkan kadar air dan mengubah warna serat alam tersebut menjadi kecoklatan.
Tak berhenti sampai di situ, tantangan terbesar dalam mengolah eceng gondok adalah daya kering bahan baku. Jika tidak kering, maka resiko berjamur dan busuk pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya tahapan pengawetan dan penyemprotan produk anti jamur sebelum proses penganyaman dan finishing.
Kenalkan produk green chemical dan bahan finishing ramah lingkungan
Pada kesempatan tersebut, tim Bioinstitute dari Bio Industries mengenalkan produk-produk kimia ramah lingkungan untuk perawatan batang eceng gondok. “Kami menggunakan white agent, cairan pemutih yang tidak korosif untuk menyelaraskan warna eceng gondok yang telah kering, baru dianyam,” terang Didik Wasono, instruktur senior Bioinstitute. Dia juga menambahkan bahwa bahan-bahan ramah lingkungan seperti clear coat dari Biovarnish dan Glaze juga aman diaplikasikan tanpa meninggalkan bau dan residu.