Bioindustri Omnipresen

Air dan Peluang Keberlangsungan Kehidupan Manusia

Makna “Air dan Kehidupan”. Sejak berpuluh tahun yang lalu, air sudah jadi masalah serius yang mempengaruhi kehidupan umat manusia. kelimpahan air misalnya, pada satu titik memberi keuntungan. Orang-orang bisa hidup memanfaatkan air untuk kebutuhan rumah tangga, memasak, mencuci, minum dan manfaat lain dari ketersediaan air.

Kebutuhan lain yang juga bisa jadi nilai tambah ketika air digunakan untuk kebutuhan bertani dan bercocok tanam.

Namun tidak hanya kebaikan yang didapat. Ada bahaya yang mengintai dengan kelimpahan air. Beberapa bencana hidrogeologi belakangan ini berasal dari air yang cukup dan cenderung berlebihan.

Sebut saja banjir yang menjadi bencana langganan di beberapa daerah di Indonesia. Longsor dan genangan air juga tidak ketinggalan terjadi akibat bencana hidrogeologi ini. 

Selain kelimpahan air, bencana akibat air juga muncul akibat kekurangan air. Beberapa negara di Afrika misalnya, sedang berjibaku menghadapi bencana kekurangan air yang sudah berlangsung sejak lama.

Liputan6.com memberitakan, ada 5 Negara dengan Tingkat Krisis Air Bersih Terparah di Dunia. Dari kelima negara yang bergelut dengan bencana tersebut, Djibouti mungkin satu yang paling parah mengalami hantaman bencana ini secara perlahan tapi pasti.

Negara yang terletak di Teluk Aden itu bahkan melaporkan adanya warga yang meninggal dunia akibat kekurangan air.

pengaruh air pada kehidupan manusia
Sumber gambar: freepik.com

Masih bicara perihal bencana kekurangan air ini, dilansir dari berita yang dipublikasi BBC, ada sekitar 1,7 miliar orang di seluruh dunia yang juga terancam mengalami kekurangan air bersih. Dari jumlah tersebut, tersebar di 17 negara dengan ancaman kekeringan pada tingkat ‘tekanan ketersediaan air’ hingga batas ekstrem.

Jika tidak segera mendapat solusi yang tepat untuk krisis air yang masih terus berlangsung, sekitar 3 miliar orang di seluruh dunia diperkirakan akan menerima dampak krisis yang sama pada tahun 2050.

Penyebab Berbagai negara mengalami kekurangan air bersih bisa kita bagi dalam dua kategori. Di negara-negara Afrika atau negara dengan cuaca sedang sampai ekstrem panas, kekurangan air terjadi berkaitan dengan kuantitasnya. Dengan permasalahan yang mirip sama, di beberapa tempat di Indonesia juga mengalami kekurangan air bersih berkaitan dengan hal tersebut.

Di tengah pandemi yang masih belum jelas juntrungannya serta musim hujan yang mulai menemui ujungnya, beberapa wilayah di Indonesia justru dihadapkan pada krisis air bersih. Diberitakan kompas.id pada pertengahan Februari lalu, dua kelurahan di Padang, Sumatera Barat justru mengalami kesulitan air bersih.

Sumber gambar: freepik.com

Bahkan sepanjang 2020-2021, kekurangan air menjadi berita yang berseliweran selain informasi Covid-19.

Jika di negara yang sebab kekurangan pasokan air bersihnya berasal dari kondisi cuaca sedang hingga panas, di tempat yang mengalami kekurangan pasokan air bersih dari kualitasnya cukup berbeda.

Di beberapa tempat di indonesia misalnya, kekurangan air bersih justru terkait dengan kualitas air yang tidak layak konsumsi. Beberapa di antaranya disebabkan polusi. 

Pada 2019, dilansir dari republika.com menyebutkan ada sekitar 82 persen sungai di Indonesia tercemar dan kritis. Jumlah ini berdasarkan total 550 sungai yang tersebar di penjuru indonesia.

Dari total 550 sungai yang tercemar dan tidak layak pakai itu, 52 sungai di antaranya adalah sungai dengan posisi strategis. Beberapa sungai besar di Pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera adalah contohnya.

Persoalan air yang setiap tahun seperti tidak selesai ini sekiranya bisa menjadi fokus dan tanggung jawab utama setiap orang, tidak hanya dari pemerintah tapi juga kalangan masyarakat umum.

Keberlangsungan hidup, terutama berasal dari ketersediaan air bersih yang layak konsumsi. Bukahkah 60% – 70% dari berat tubuh manusia adalah kandungan air?

Exit mobile version