Konsep dan konstruksi bangunan modern pada masa kini semakin beragam. Pemanfaatan kayu untuk konstruksi modern bisa jadi alternatif yang memberi banyak manfaat bagi lingkungan, ekonomi, hingga kesehatan manusia, loh. Mau tahu kelebihan dan kekurangan konstruksi kayu untuk bangunan? Baca sampai tuntas, ya!
Penggunaan kayu dan beton pada konstruksi di Indonesia
Kamu masih sering menjumpai bagunan joglo, rumah gadang, atau rumah panggung? Konstruksi merupakan salah satu industri yang berpengaruh terhadap percepatan pembangunan suatu negara. Di Indonesia, konstruksi mengalami perkembangan seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Salah satu yang menjadi aspek penting dalam pembangunan fisik adalah pemilihan material yang digunakan.
Pada tahun-tahun setelah kemerdekaan, konstruksi kayu dan bambu tergantikan dengan beton akibat percepatan proyek strategis nasional sejak era Soekarno . Sebelumnya, bangunan-bangunan besar tradisional di beberapa wilayah Indonesia kerap kali menggunakan kayu sebagai material utama. Sejak proyek mercusuar Soekarno, lebih dari 60 persen proyek pembangunan konstruksi modern di Indonesia menggunakan beton.
Betonisasi dianggap sebagai bentuk modern dari proyek-proyek skala besar, misalnya saja proyek rumah susun, jembatan, dan lain sebagainya karena kekuatannya. Hal ini dibuktikan dengan produksi dan konsumsi semen yang terus meningkat berkali-kali lipat hingga jutaan ton sejak 1958.
Gambar 1 Produksi dan konsumsi semen di Indonesia, sumber: Rustic 2021
Meskipun beton menjadi bahan baku utama proyek-proyek strategis nasional selama beberapa dekade, penggunaan beton tidak lepas dari tantangan, misalnya keterbatasan sumber daya dan dampak pada kerusakan lingkungan. Pembangunan berbasis beton bisa menghabiskan 40 persen energi dunia, baik dalam tahap pembangunannya hingga pengoperasiannya.
Namun, semenjak pembangunan mengedepankan dampak positif pada ekonomi, sosial, dan lingkungan menjadi perhatian negara-negara dunia, penggunaan material bangunan ramah lingkungan mulai digencarkan kembali.
Pada tahun ini, sektor bangunan dan konstruksi melakukan perubahan besar. Melalui wacana World Green Building atau bangunan dan konstruksi ramah lingkungan, World Green Building Councils (WorldGBC) merancang percepatan transisi masa depan yang hemat energi, regeneratif, dan adil bagi semua. Salah satunya adalah terobosan penggunaan material kayu untuk bangunan dan konstruksi. Sebut saja proyek bangunan hijau wood city di Swedia, menara di Norwegia, dan kampus Nanyang Technological University seluas 43.500 meter persegi di Singapura.
Keunikan dan keunggulan konstruksi kayu modern
Kini kayu menjadi alternatif yang semakin populer dalam industri konstruksi modern. Tahukah Sobat Bio, kalau penggunaan kayu atau bambu untuk konstruksi bangunan itu lebih ramah lingkungan dan bisa menyerap emisi karbon?
Kedua material tersebut bisa diperoleh dari sumber berkelanjutan yang bisa diperbaharui secara terus menerus. Selain itu, keduanya punya kerapatan pori-pori yang lebih longgar jika dibanding dengan material lain seperti beton, baja, dan alumunium. Menurut badan otoritas konstruksi bangunan Singapura, penggunaan kayu untuk konstruksi bangunan memiliki beberapa keunggulan. Pertama, dapat mengurangi debu dan kebisingan. Kedua, mempercepat pengerjaan proyek hingga 35 persen. Dan ketiga, bangunan kayu lebih aman bagi negara-negara di kawasan cincin api yang rawan gempa.
Dengan keunggulan tersebut, kayu sebagai isolator alami bisa menyerap panas dibanding beton dan mengurangi beberapa ton karbon dioksida dalam proses pengoperasiannya. Konstruksi kayu kini juga bisa dikombinasikan dengan gaya arsitektur modern minimalis yang menonjolkan kesederhanaan dan ketajaman bentuk bangunan. Beberapa jenis konstruksi kayu modern yang sering digunakan di Indonesia adalah balok dan kolom kayu laminasi, dinding kayu, decking, dan atap.
Ini dia beberapa contoh proyek konstruksi kayu yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia.
3 bangunan unik yang menggunakan konstruksi kayu modern
1. Nagari Pariangan, Tanah Datar
Berada di atas ketinggian 500-700 mdpl, rumah-rumah gadang di Nagari Pariangan didominasi oleh bangunan lama dengan material kayu. Ratusan rumah penduduk tersebut dibangun secara bertingkat mengikuti kontur lereng gunung.
Bangunan yang tetap kokoh seiring dengan bertambahnya tahun tersebut dibangun dengan kombinasi material utama kayu, ijuk/jerami, dan papan kayu. Selain itu juga dilengkapi dengan motif ukiran Minang yang menjadikan desa tersebut sebagai salah satu desa terindah di dunia. Rumah gadang atau rumah bagonjong umumnya punya atap kayu yang luas dan unik seperti tanduk kerbau.
Kayu, terutama yang berasal dari pohon juha, jadi unsur penting pada pembuatan struktur bangunan rumah gadang. Melansir dari kompas, masyarakat di sana menyambung konstruksi kayu tanpa paku. Anda bisa mengadopsi bentuk dan cara tersebut dengan memanfaatkan sistem kunci/pasak.
Baca juga: Macam-macam keterampilan konstruksi sambungan kayu yang mudah untuk furniture
2. Microlibrary Warak Kayu, Semarang
Mengusung konsep bangunan yang futuristik dan dekat dengan alam, Microlibrary Warak Kayu di Semarang berhasil menjadi salah satu finalis ajang acara Architizer A+ Awards, 2020. Arsitektur tropis ini menggabungkan gaya rumah panggung dan terinspirasi dari konstruksi Zollinger Bauweise dari Jerman.
Perpustakaan warga berukuran mini (luas 91 m2) di Semarang ini mayoritas menggunakan material kayu dan disusun seperti sisik dengan memanfaatkan sirkulasi udara silang, serta shading dan pencahayaan alami yang mumpuni.
Selain menghemat lahan, penggunaan konstruksi kayu dengan desain yang unik ini bisa menghemat waktu pengerjaan, dan hemat listrik untuk pencahayaan serta pendingin ruangan.
3. Bandara Blimbingsari, Banyuwangi
Melalui desain green airport, Andramatin menggabungkan rasa, gaya, dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan material dan lingkungan. Beberapa bagian bandara ini menggunakan kayu-kayu ulin bekas yang bagus dan bisa dimanfaatkan ulang untuk jangka waktu yag cukup lama. Berkat inovasi ini, penumpang pesawat di Bandara Banyuwangi sempat meningkat pesat hingga 1700 persen dan hingga sekarang mengalami kenaikan jumlah penumpang pesawat tiap tahunnya.
Elemen kayu pada bandara ini dimanfaatkan sebagai partisi ruangan pengganti tembok sekaligus berfungsi sebagai pengatur sirkulasi udara.
Melalui ketiga contoh bangunan ikonik dengan konstruksi kayu tersebut, para developer atau tukang kayu bisa menggabungkan beberapa fungsi bangunan seperti halnya rumah tinggal dengan pemanfaatan cahaya alami, sebagai ruang multifungsi, atau menggabungkan dengan konsep konservasi air dan tanaman, sehingga bangunan lebih hijau dan hemat energi.
Kira-kira, bangunan kayu apa lagi yang ikonik dan punya banyak manfaat, sobat Bio?