Jati, mahoni, dan merbau merupakan jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam berbagai proyek konstruksi maupun furnitur. Ketiga spesies kayu populer ini memiliki kandungan tanin yang tinggi. Namun, seiring dengan banyaknya jenis kayu yang tersedia, sebagian besar jenis pohon dan tumbuhan mengandung tanin dalam berbagai tingkatan dan kekuatan. Dan, seringkali kita bingung dengan perbedaan antara tanin dan gum (getah) pada kayu keras.
Kenapa Anda juga perlu memperhatikan perbedaan antara tanin dan gum? Karena kami ingin Anda mengetahui keduanya sehingga Anda tidak perlu takut risiko dan reaksi yang muncul ketika melakukan finishing kayu keras pada furnitur maupun konstruksi, seperti tanin stain atau tanin bleeding.
Selain itu, pemahaman terhadap kedua jenis getah tersebut bisa membantu Anda memahami produk apa yang sebaiknya Anda pilih untuk membuat furnitur yang berkualitas tinggi.
Sekilas tentang Tanin
Pernahkah Anda memakan buah apel atau sawo yang berasa sepat, sedikit pahit, dan kering terasa di bibir? Itulah rasa sebagian besar tanin pada pohon.
Tanin merupakan senyawa organik yang terdapat dalam kayu keras. Kandungan tanin pada kayu memberikan kayu warna yang khas dan memberi karakteristik serat yang menarik serta berperan dalam melindungi kayu dari serangan hama dan jamur. Selain itu, tanin juga memberikan kekuatan dan ketahanan terhadap cuaca dan pengaruh lingkungan lainnya.
Beberapa jenis kayu luar negeri yang dikenal memiliki kandungan tanin yang tinggi adalah oak dan walnut. Sedangkan di Indonesia ada jenis kayu jati, mahoni, merbau, ulin, dan lain sebagainya.
Cairan tanin merupakan senyawa alami yang ditemukan dalam banyak jenis kayu keras. Tanin memiliki sifat astringen yang memberikan kekuatan dan tahan lama pada kayu dan biasanya terdapat di bagian dalam kayu, seperti jaringan pembuluh kayu dan kulit kayu. Senyawa ini memberikan perlindungan alami terhadap serangga, jamur, dan bahkan hewan yang mencoba memakan kayu.
Apa itu Gum?
Gum, atau sering disebut juga dengan resin, adalah zat lengket rantai panjang dari kandungan gula (polisakarida) yang ditemukan pada jenis kayu keras. Gum atau getah yang lengket tersebut dapat larut di dalam air atau bisa juga menyerap air untuk menurunkan daya rekatnya. Biasanya, gum terbentuk sebagai respons alami pohon ketika terjadi cedera pada kulit kayu.
Fungsi utama gum adalah untuk melindungi area cedera dari serangan hama dan penyakit serta membantu proses penyembuhan pada pohon. Selain itu, gum juga memberikan kekuatan dan kekakuan tambahan pada kayu. Beberapa jenis kayu yang kaya akan gum adalah pinus dan pohon buah-buahan seperti mangga, nangka, dan sukun.
Komposisi gum terdiri dari sejumlah besar senyawa organik kompleks, termasuk polisakarida dan asam amino. Anda bisa menjumpai gum pada saat permukaan kayu basah yang tergores atau pada pohon yang baru saja ditebang. Saat kayu “terluka,” gum keluar dan membentuk lapisan pelindung yang membantu menghentikan infeksi dan mempercepat penyembuhan.
Perbedaan antara Tanin dan Gum pada Kayu Keras
Meskipun tanin dan gum keduanya ditemukan dalam kayu keras dan memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan dan kekuatan pada kayu, tanin dan gum memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:
-
Sifat Fisik Antara Tanin dan Gum
Tanin biasanya hadir dalam bentuk padat dan memberikan warna khas pada kayu. Sedangkan gum pada kayu berbentuk lengket dan cair ketika terkena panas. Sifat fisik ini membedakan tanin dan gum secara visual.
2. Fungsi dan Manfaat
Kandungan tanin memiliki fungsi utama sebagai pelindung kayu dari serangan hama dan jamur. Selain itu, tanin juga memberikan kekuatan dan ketahanan terhadap cuaca ekstrem dan pengaruh lingkungan lainnya. Di sisi lain, gum berperan dalam melindungi area cedera pada kulit kayu dan membantu proses penyembuhan. Gum juga memberikan kekuatan dan kekakuan tambahan pada kayu.
3. Kandungan pada Jenis Kayu
Beberapa jenis kayu memiliki kandungan tanin yang tinggi, sementara yang lainnya memiliki kandungan gum yang lebih dominan. Kayu oak dan walnut memiliki kandungan tanin yang tinggi, sementara pine dan cedar kaya akan gum. Penting untuk memahami kandungan kayu yang akan digunakan dalam proyek konstruksi untuk memastikan pilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Solusi Baru Mencegah Tanin dan Gum pada Kayu
Hal pertama yang perlu dipahami adalah kelembaban dan kadar air yang berperan besar terhadap kemunculan tanin. Saat kayu potong memiliki kadar air maksimal 12 persen, reaksi tanin bleeding sangat jarang terjadi. Artinya, kayu yang digunakan telah benar-benar kering.
Jika Anda tidak bisa mengukur kadar air dalam kayu secara presisi dan kandungan tanin terlanjur naik ke permukaan kayu? Tenang, Anda bisa melakukan tindakan preventif dengan memilih produk anti tanin dari Biovarnish Tanin Sealer yang efektif menahan noda sebelum Anda melakukan proses finishing.
Pemahaman tentang perbedaan dan peran keduanya membantu memilih jenis kayu yang tepat untuk proyek tertentu. Dengan menggunakan kayu keras yang mengandung tanin dan gum dengan bijak, kita dapat memastikan keberlanjutan dan keindahan hasil akhir yang diinginkan.