Perabotan kayu tetap diminati oleh masyarakat Indonesia karena berbagai alasan yang berkaitan dengan kekuatan, estetika, dan nilai budaya. Agar keindahan dan fungsinya tetap terjaga, kayu membutuhkan perawatan rutin, salah satunya adalah pengecatan ulang. Tidak semua barang atau perabotan kayu yang rusak langsung dibuang atau diganti dengan barang baru. Anda bisa mulai memperbaiki dan melakukan refinishing.
Namun, tidak semua orang menyadari kapan waktu yang tepat untuk melakukannya. Artikel ini akan membahas 5 kondisi yang ideal untuk mengecat ulang kayu, baik untuk furnitur indoor maupun outdoor, agar tampilannya tetap prima dan umurnya lebih panjang.
1. Ketika finishing mulai rusak atau pudar
Finishing kayu berfungsi melindungi permukaan dari kelembapan, debu, dan serangga. Jika lapisan ini sudah rusak, kayu menjadi lebih rentan terhadap kerusakan, terutama di iklim tropis seperti Indonesia yang memiliki kelembapan tinggi.
Salah satu tanda paling jelas bahwa kayu perlu dicat ulang adalah saat lapisan finishingnya mulai rusak atau pudar. Hal ini biasanya terlihat dari:
- Cat yang mengelupas.
- Retakan kecil pada permukaan cat.
- Warna kayu yang tidak lagi cerah atau terlihat kusam.
Melakukan cat ulang di tahap ini mencegah kerusakan lebih lanjut dan menghindari biaya perbaikan besar di masa mendatang karena pelapukan yang bisa berpengaruh besar pada konstruksi kayu.
2. Setelah kayu terlihat kusam dan tidak mengkilap
Seiring waktu, permukaan kayu bisa kehilangan kilapnya. Ini umum terjadi pada furnitur indoor yang sering digunakan, seperti meja kerja, kursi, atau lemari penyimpanan. Meskipun kusam tidak berarti rusak, cat ulang dapat mengembalikan tampilan segar dan estetis.
Bayangkan Anda memiliki meja belajar yang mulai terlihat membosankan. Dengan mengecat ulang, Anda tidak hanya memperbarui tampilannya tetapi juga memberikan perlindungan tambahan untuk jangka panjang.
3. Ketika kayu mulai berjamur dan bernoda
Jamur atau noda bisa merusak estetika dan kualitas kayu. Pengecatan ulang setelah membersihkan noda atau jamur dapat memperpanjang umur furnitur.
Di Indonesia, kelembapan udara yang tinggi sering menyebabkan furnitur kayu berjamur atau bernoda. Ini biasanya terjadi pada kayu di area:
- Dapur, tempat kelembapan lebih tinggi.
- Lemari penyimpanan yang jarang dibuka dan sirkulasi udaranya buruk.
Bersihkan jamur dengan larutan pembersih sebelum mengecat ulang. Pastikan permukaan benar-benar kering untuk hasil yang maksimal.
4. Saat cat lama mengelupas atau retak
Lapisan cat yang mengelupas adalah tanda bahwa kayu tidak lagi terlindungi dengan baik. Jika dibiarkan, kayu bisa menyerap air dan mulai lapuk. Lakukan cat ulang setiap 2–3 tahun untuk furniture outdoor.
Furniture outdoor sering menghadapi paparan sinar matahari dan hujan, yang membuat lapisan catnya mengelupas atau retak lebih cepat dibanding furniture indoor. Misalnya:
- Pagar kayu di taman.
- Kursi dan meja di teras.
5. Ketika warna kayu tidak cocok atau membosankan
Selain masalah teknis, alasan estetika juga menjadi pertimbangan untuk cat ulang kayu. Kadang, Anda ingin suasana baru di rumah tanpa harus membeli furniture baru. Mengecat ulang furnitur lama adalah solusi yang hemat dan efektif.
Banyak rumah di Indonesia menggunakan kursi kayu jati lawas atau almari warisan keluarga. Ketika warnanya sudah tidak cocok dengan desain interior modern, cat ulang menjadi pilihan yang menarik.
Bava juga: Refinishing Furniture Lama dengan Pernis Kayu Water Based dari Biovarnish
Ide warna baru yang bisa Anda coba
-
- Netral: Warna putih atau krem untuk tampilan minimalis.
- Berani: Warna biru tua atau hijau gelap untuk kesan elegan.
- Natural: Jika ingin mempertahankan keindahan serat kayunya.